Dalam Hikam #1: Memaknai Kesepian dan Kesendirian
Coba jawab pertanyaanku dengan jujur, apakah kamu pernah merasa kesepian? Hmm, nampaknya, semua orang pernah mengalami yang namanya "kesepian" dan "sendiri" karena semua orang yang kutanyai juga menjawab pernah saat aku bertanya pada mereka, and I think you know what I mean.
Perasaan kesepian pastilah sangat menyesakkan dan kita benar-benar tak menginginkannya. Namun, anehnya kesepian selalu datang meski tak diundang.
Ia datang saat kita sedang sendiri, dan sering juga ia menghampiri ketika kita berada dalam keramaian, saat kita bersama orang-orang kesayangan. Membuat kita bertanya, kenapa? Kenapa kesepian selalu saja datang? Kenapa aku merasa kesepian? Dan masih banyak lagi pertanyaan lain.
Kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda. Simpelnya, coba teman-teman hayati. Terkadang kita merasa penuh kedamaian dan merasa 'terisi penuh' ketika sedang sendiri namun di sisi lain, kita bisa merasa sangat kesepian padahal kita sedang tak sendiri, kita sedang bersama banyak orang. Jadi, kesendirian dan kesepian itu tidaklah sama.
Kita manusia sebagai makhluk sosial pastinya menginginkan seseorang (baca: orang lain) untuk selalu bersama, menemani kita. Namun, justru keinginan itu menjadi sebuah ekspektasi yang sangat menyakitkan. Karena realitanya, people come and go, no one can always be with us, they also have their own lives. Orang-orang selalu datang dan pergi, tidak ada seorangpun yang bisa selalu membersamai kita, mereka juga punya kehidupan mereka masing-masing.
Dan ya, ekspektasi adalah musuh terbesar dalam pertemanan, and any other relationships.
Karena pada dasarnya, kita diciptakan untuk sendiri. Kita lahir sendiri-meskipun kembar tapi tetap saja keluarnya tidak bersamaan, dan akan dikubur sendirian. Orang tua yang melahirkan, pada akhirnya anak-anaknya akan menjalani hidup masing-masing. Bestie yang selalu bersama pada akhirnya akan menjalani rumah tangga masing-masing. Suami-istri yang disatukan oleh cinta pada akhirnya akan berpisah, entah karena perceraian ataupun karena maut memisahkan. Kita benar-benar sendiri.
Dan disini, aku ingin mengajak teamn-teman berdiskusi mengenai apa dan kenapa, serta untuk apa kita kesepian?
Menurutku, alasan mengapa Alloh memberi kita rasa kesepian, yaitu untuk belajar terhindar dari berbagai ekspektasi dalam berbagai hubungan kita dengan orang lain. Melalui kesepian, Alloh beri tahu kita bahwa kita tak akan bisa selalu bersama orang lain, Alloh beri kita latihan supaya melepaskan ekspektasi-ekspektasi kita bahwa akan ada orang lain yang selalu menemani kita. Dan Alloh ingin menyadarkan kita pada teman sejati yang selalu membersamai, meski seringkali terlupakan oleh kita.
Dan hebatnya lagi, Syaikh Ibnu Athoillah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam bersabda:
"Ketika Alloh jauhkan makhluk-makhluk-Nya darimu, ketika kamu merasa sendiri dan sepi, maka ketahuilah Alloh ingin membuka pintu kemesraan denganmu.
MasyaAlloh sekali, ketika orang lain menjauh dan membuat kita merasa sepi dan sendiri, ternyata Alloh ingin bermesraan dengan kita. Yang mana kemesraan hanya didapat ketika berdua saja tanpa ada yang menggangu. Makanya yang lain dijauhkan..
Inilah makna terbesar dalam kesepian dan kesendirian. Namun, seringkali kita tak menyadarinya...
Memang, para Nabi dan wali pun pada awalnya dikucilkan oleh masyarakat. Namun mereka menemui makna dari keterasingan, kesendirian, dan kesepian, dan mereka memilih untuk uzlah, menghindar dari keramaian manusia semata agar bisa bermesraan dengan Alloh..
Pada akhirnya, semua yang terjadi dan perasaan yang menghinggapi hati adalah anugerah dari Ilahi. yang maknanya harus kita tafakkuri dalam relung hati supaya bisa menjadi bekal di kehidupan kini dan nanti. Memang, menjumpai jawaban akan makna atas segala hal yang terjadi itu tidaklah mudah dan membutuhkan waktu berpikir yang panjang -yang lagi-lagi kita bisa berpikir tenang apabila kita sedang sendiri. Namun, setiap jawaban pasti akan kita temui di waktu yang tepat.
Melalui tulisan ini, semoga membantu teman-teman dalam melihat kesepian dan kesendirian dengan persfektif baru, yaitu sebagai anugerah tiada tara yang bisa membawa kemesraan antara kita dan Alloh yang seharusnya kita syukuri.
Here's to us
Caca
0 Comments